Salafush Shalih

Orang-orang terdahulu yang saleh atau pendahulu yang baik adalah arti dari kata Salafush Shalih, yang mengandung pengertian sebagai generasi terbaik umat Islam yang wajib sebagai contoh/tuntunan untuk berjalan diatas jalan yang sama dengan mereka sampai akhir zaman, dalam Al Qur'an dan Hadits banyak menerangkan mengenai Salafush Shalih.

 

Untuk arti yang lebih luas, orang terdahulu yang saleh adalah sejak Nabi Adam Alaihissalam sampai kakek dan bapak kita yang telah mendahului kita yang semasa hidupnya berpegang teguh dengan Manhaj/methode/cara beragama yang baik dan benar sesuai ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kita sekarang yang masih hidup juga akan menjadi pendahulu bagi anak-cucu kita selanjutnya, pertanyaannya adalah ;

"apakah kita akan menjadi pendahulu yang baik untuk anak-cucu kita?".

Sekarang ini dimana berita/informasi bisa didapat dengan cepat dan mudah, seharusnya kita dapat menilai/memilih/menentukan menjadi pendahulu yang baik untuk anak-cucu kita nantinya.

Dalil Salafush Shalih dari Al Qur’anul Karim :

فَجَعَلْنَٰهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْءَاخِرِينَ

Maka Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu, dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian. (Az Zukhruf:56)

وَالسّٰبِقُوۡنَ الۡاَوَّلُوۡنَ مِنَ الۡمُهٰجِرِيۡنَ وَالۡاَنۡصَارِ وَالَّذِيۡنَ اتَّبَعُوۡهُمۡ بِاِحۡسَانٍ ۙ رَّضِىَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ وَاَعَدَّ لَهُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ تَحۡتَهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا​ ؕ ذٰ لِكَ الۡـفَوۡزُ الۡعَظِيۡمُ‏

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (At Taubah:100)

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran:110)

Dalil Salafush Shalih dari Hadits :

Berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah Radhiyallahu anha,

اِتَّقِيْ اللهَ وَاصْبِرِي فَإِنَّ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ

Bertakwalah kamu dan bersabarlah karena sesungguhnya sebaik-baik salaf bagi kamu adalah aku. (HR Bukhari dan Muslim dari Aisyah Radhiyallahu anha)

Hadits Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

خَيْرُ أُمَّتِي قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ ، وَيَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَنْذُرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ

Sebaik-baik Manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian Manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian Manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian akan datang suatu kaum persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya. (HR Bukhari dan Muslim)

Juga tentang hadits iftiraq (terpecahnya umat), Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ألا إن من قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على ثنتين وسبعين ملة، وإن هذه الملة ستفترق على ثلاث وسبعين، ثنتان وسبعون في النار، وواحدة في الجنة، وهي الجماعة

Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sesungguhnya (umat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam neraka dan hanya satu golongan di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah. (HR Abu Dawud, Ahmad, Al-Hakim dan Ad-Darimi)

Hadits dari Irbad bin Sariyah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عُضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, oleh sebab itu wajib bagi kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah khulafaaur rasyidin (para khalifah) yang mendapat petunjuk sepeninggalku, pegang teguh Sunnah itu, dan gigitlah dia dengan geraham-geraham, dan hendaklah kalian hati-hati dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dalil-dalil Al Qur'an dan Hadits tersebut diatas menerangkan apa dan siapa Salafush Shalih yang disebut sebaik-baiknya manusia oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sebagai berikut :

1. Rasulullah Nabi Muhammad محمد Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai sebaik-baik salaf bagi umat Islam dan Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam).
2. Manusia yang hidup pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah para Sahabat, dengan definisi Sahabat Nabi أصحاب النبي yaitu : Orang-orang yang pernah berjumpa dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, mempercayai/beriman kepada ajarannya, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim.
Periode Sahabat dimulai sejak pengangkatan Muhammad sebagai Rasulullah yaitu pada saat menerima wahyu pertama tahun 610 Masehi (12 tahun 5 bulan sebelum hijrah),
manusia pertama yang beriman adalah :
• Istri Rasulullah "Sayyidah Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu anha" dari kalangan wanita.
• Sahabat Rasulullah "Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu" (yang bernama asli Abdullah bin Abu Quhafah) dari kalangan laki-laki.
Sampai dengan meninggalnya Sahabat terakhir :
Abu Thufail (wafat 110 H), seperti dikisahkan oleh Wahb bin Jarir bin Hazim dari bapaknya, ia berkata, "Aku berada di Mekkah tahun 110 H, aku melihat jenazah", lalu aku bertanya, "Siapa itu?" Mereka menjawab, "Abu Thufail". Setelah wafatnya Abu Thufail, maka dimulailah masa Tabi'in, yaitu masa generasi kedua umat Islam.


Para sahabat adalah manusia terbaik, karena :
• Merupakan murid-murid Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan mereka merupakan orang-orang yang membela Rasulullah baik dalam keadaan senang maupun susah.
• Lebih memahami Al Qur’an, karena mereka menghadiri turunnya Al Qur’an, mengetahui sebab-sebab turunnya, dan mereka juga bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang ayat yang sulit mereka pahami.
• Mereka juga sebagai orang-orang yang paling mengetahui bahasa Al Qur’an, karena diturunkan dengan bahasa mereka.
• Al Qur’an juga turun untuk menjawab pertanyaan mereka, memberikan jalan keluar problem yang mereka hadapi, dan mengikuti kehidupan mereka yang umum maupun yang khusus.
• Riwayat sahabat digunakan untuk mengevaluasi keabsahan suatu Hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
• Seluruh Sahabat Nabi bersifat adil dan jujur, dimana tidak boleh membenarkan sebagian perkataan mereka dan mengingkari perkataan sahabat lainnya.
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, juga pernah berkata :
"Barang siapa di antara kalian ingin mencontoh, maka hendaklah mencontoh orang yang telah wafat, yaitu para Sahabat Rasulullah, karena orang yang masih hidup tidak akan aman dari fitnah, adapun mereka yang telah wafat, merekalah para Sahabat Rasulullah, mereka adalah umat yang terbaik saat itu, mereka paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih Allah untuk menemani Nabi-Nya, dan menegakkan Agama-Nya, maka kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jejak mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus".


3. Manusia yang hidup pada masa berikutnya adalah generasi Tabi’in, arti Tabi'in التابعون adalah pengikut, dengan definisi yaitu : Orang-orang yang hidup pada masa hidupnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam namun tidak pernah bertemu atau yang masa hidupnya setelah wafatnya Rasulullah, merupakan murid Sahabat Nabi, mempercayai/beriman kepada ajaran Rasulullah dan meninggal dalam keadaan Muslim.
   Masa Tabi'in dimulai sejak wafatnya Sahabat terakhir, Abu Thufail (wafat 110 H) dan berakhir dengan wafatnya Tabi'in terakhir, Ibnu Juraij dan Abu Hanifah (wafat 150 H), ada juga yang berpendapat Tabi'in terakhir adalah Khalaf bin Khulaifat (wafat 181 H).
4. Manusia yang hidup pada masa berikutnya adalah generasi Tabi'ut Tabi'in, arti Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in تابع التابعين‎ adalah pengikut Tabi'in, dengan definisi yaitu : Orang-orang yang tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi, merupakan murid Tabi'in, mempercayai/beriman kepada ajaran Rasulullah dan meninggal dalam keadaan Muslim.
   Masa Tabi'ut Tabi'in dimulai sejak wafatnya Tabi'in terakhir, Ibnu Juraij (wafat 150 H), Abu Hanifah (wafat 150 H) dan berakhir dengan wafatnya Tabi'ut Tabi'in terakhir, Waki ibn Al Jarrah (wafat 197 H).

Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam) :

Istri Rasulullah :

1. Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
2. Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H)
3. Aisyah binti Abu Bakar (wafat 57 H)
4. Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
5. Zainab binti Khuzaimah (wafat 2 H)
6. Ummu Salamah (wafat 57 H)
7. Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)
8. Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
9. Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H)
10. Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
11. Maimunah binti Harits (wafat 50 H)
12. Mariah Qibtiah (wafat 16 H)
13. Raihanah binti Zaid (wafat 9 H)

Putra-putri Rasulullah :

1. Al Qasim bin Muhammad (wafat 17 SH, ketika kecil), ibu Khadijah
2. Abdullah bin Muhammad (wafat 7 SH, ketika kecil), ibu Khadijah
3. Zainab binti Muhammad (wafat 8 H), ibu Khadijah
4. Ruqayyah binti Muhammad (wafat 2 H), ibu Khadijah
5. Ummu Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H), ibu Khadijah
6. Fatimah Az Zahra binti Muhammad (wafat 11 H), ibu Khadijah
7. Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H, ketika kecil), ibu Mariah

Cucu Rasulullah :

1. Ali bin Abul Ash bin Ar Rabi (wafat 9 H, ketika kecil), ibu Zainab
2. Umamah binti Abul Ash bin Ar Rabi (wafat 50 H), ibu Zainab
3. Abdullah bin Usman bin Affan (wafat 4 H), ibu Ruqayyah
4. Hasan bin Ali bin Abu Talib (wafat 50 H), ibu Fatimah
5. Husain bin Ali bin Abu Talib (wafat 61 H), ibu Fatimah
6. Ummi Kultsum binti Ali bin Abu Thalib (wafat 75 H), ibu Fatimah
7. Zainab binti Ali bin Abu Thalib (wafat 62 H), ibu Fatimah
8. Muhsin bin Ali bin Abu Thalib (wafat 10 H, keguguran), ibu Fatimah

Daftar Sahabat :

Sahabat Laki-laki :

1. Abu Umamah (wafat 1 H)
2. Usman bin Maz'un (wafat 2 H)
3. Hamzah bin Abdul Muthalib (wafat 3 H)
4. Amru bin Jammuh (wafat 3 H)
5. Abdullah bin Jahsy (wafat 3 H)
6. Abdullah bin Amru bin Haram (wafat 3 H)
7. Mushab bin Umair (wafat 3 H)
8. Khabib bin Adi (wafat 4 H)
9. Abu Salamah Al Makhzumi (wafat 4 H)
10. Saad bin Muaz (wafat 5 H)
11. Jakfar bin Abu Thalib (wafat 8 H)
12. Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H)
13. Zaid bin Haritsah (wafat 8 H)
14. Shukbah bin Najiah (wafat 9 H)
15. Thufeil bin Amr Addausi (wafat 10 H)
16. Abu Dujanah Al Anshari (wafat 11 H)
17. Abu Khuzaifah bin Utbah (wafat 11 H)
18. Salim, Maula Abu Huzaifah (wafat 11 H)
19. Tsumamah bin Atsal (wafat 11 H)
20. Zaid bin Khattab (wafat 11 H)
21. Abu Ash bin Rabi’ al Absyamial Qurasyi (wafat 12 H)
22. Hisyam bin Ash (wafat 13 H)
23. Ikrimah bin Abu Jahal (wafat 13 H)
24. Fadel bin Abbas (wafat 13 H)
25. Thulaib bin Umair (wafat 13 H)
26. Abu Bakr Siddik (wafat 13 H) Khalifah Ar Rasyidin
27. Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)
28. Saad bin Ubadah (wafat 14 H)
29. Suhail bin Amr (wafat 15 H)
30. Muaz bin Jabal (wafat 18 H)
31. Abu Ubaidah bin Jarah (wafat 18 H)
32. Said bin Amir Huzaim Al Jumahi (wafat 18 H)
33. Abu Sufyan bin Harists (wafat 20 H)
34. Asid bin Khudair (wafat 20 H)
35. Ayad bin Ganim (wafat 20 H)
36. Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H)
37. Habbab bin Munzir bin Jamuh (wafat 20 H)
38. Usaid bin Hudhair (wafat 20 H)
39. Alaa bin Hadhrami (wafat 21 H)
40. Amar bin Ma’d Yakrib (wafat 21 H)
41. Khalid bin Walid (wafat 21 H)
42. Nukman bin Makran (wafat 21 H)
43. Ubai bin Kaab bin Qais (wafat 21 H)
44. Qatadah bin Nukman Al Anshari (wafat 23 H)
45. Umar bin Khaththab (wafat 23 H) Khalifah Ar Rasyidin
46. Suraqah bin Malik (wafat 24 H)
47. Umair bin Wahab Al Jamhi (wafat 24 H)
48. Shaab bin Jatsamah Al-Laitsi (wafat 25 H)
49. Wahsyi bin Harb (wafat 25 H)
50. Kaab bin Zuhair (wafat 26 H)
51. Abdullah bin Khuzafah As Sahmi (wafat 28 H)
52. Shuhaib Ar Rumi (wafat 28 H)
53. An Nu'aiman bin Amr (wafat 30 H)
54. Naim bin Masud (wafat 30 H)
55. Abu Sofyan bin Harb (wafat 31 H)
56. Akra’ bin Habis (wafat 31 H)
57. Abdullah bin Masud bin Gafil (wafat 32 H)
58. Abbas bin Abdul Muthalib (wafat 32 H)
59. Abdullah bin Zaid (wafat 32 H)
60. Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H)
61. Abu Dardaa (wafat 32 H)
62. Abu Thalhah An Anshary (wafat 32 H)
63. Abu Zar Al Gifari (wafat 32 H)
64. Miqdad bin Aswad al Kindi (wafat 33 H)
65. Ubadah bin Shamit (wafat 34 H)
66. Abdullah bin Zam’ah (wafat 35 H)
67. Amir bin Fahirah At Tamimi (wafat 35 H)
68. Amir bin Rabiah (wafat 35 H)
69. Salman Al Farisi (wafat 35 H)
70. Ustman bin Afffan (wafat 35 H) Khalifah Ar Rasyidin
71. Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H)
72. Mujasyi` bin Masud (wafat 36 H)
73. Thalhah bin Abdullah (wafat 36 H)
74. Zubair bin Awam (wafat 36 H)
75. Ammar bin Yasir (wafat 37 H)
76. Khabbab bin Art (wafat 37 H)
77. Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari (wafat 37 H)
78. Ya’la bin Umaiah (wafat 37 H)
79. Sahal bin Hunaif (wafat 38 H)
80. Ali bin Abu Thalib (wafat 40 H) Khalifah Ar Rasyidin
81. Abu Masud Al-Anshari (wafat 40 H)
82. Mu'aiqib bin Abu Fatimah (wafat 40 H)
83. Qaka` bin Amar At Tamimi (wafat 40 H)
84. Musayab bin Hazen
85. Abu Burdah Al-Anshari (wafat 41 H)
86. Abdullah bin Salam (wafat 43 H)
87. Amru bin Ash (wafat 43 H)
88. Muhammad bin Maslamah (wafat 43 H)
89. Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)
90. Dahiah Al Kalabi (wafat 45 H)
91. Zaid bin Tsabit (wafat 45 H)
92. Salmah bin Akwa` (wafat 47 H)
93. Abdurrahman bin Samurah (wafat 50 H)
94. Haris bin Kildah (wafat 50 H)
95. Hasan bin Ali (wafat 50 H)
96. Itban bin Malik (wafat 50 H)
97. Kaab bin Malik (wafat 50 H)
98. Mugirah bin Syukbah (wafat 50 H)
99. Kaab bin Ujrah (wafat 51 H)
100. Said bin Zaid (wafat 51 H)
101. Abu Ayub Al Anshari (wafat 52 H)
102. Abu Bakrah (wafat 52 H)
103. Imran bin Husain (wafat 52 H)
104. Abdurrahman bin Abu Bakar (wafat 53 H)
105. Hakim bin Huzam (wafat 54 H)
106. Tsauban bin Mujaddid (wafat 54 H)
107. Usamah bin Zaid (wafat 54 H)
108. Amru bin Umaiah (wafat 55 H)
109. Saad bin abi Waqqas (wafat 55 H)
110. Ma'qil bin Yasar (wafat 56 H)
111. Samurah bin Jundub (wafat 56 H)
112. Abdullah bin Mughaffal (wafat 57 H)
113. Jubair bin Mut`im bin Adi (wafat 57 H)
114. Saddad bin Aus (wafat 58 H)
115. Umair bin Sa’ad (wafat 58 H)
116. Abu Hurairah (wafat 59 H)
117. Said bin Ash (wafat 59 H)
118. Ukbah bin Amir Al Juhani (wafat 59 H)
119. Abu Usaid (wafat 60 H)
120. Muawiah bi Abu Sofyan (wafat 60 H)
121. Qais bin Saad (wafat 60 H)
122. Abu Humaid As Sa'idi (wafat 60 H)
123. Husein bin Ali (wafat 61 H)
124. Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari (wafat 63 H)
125. Abdurrahman bin Azhar (wafat 63 H)
126. Abu Basyir Al-Anshari (wafat 63 H)
127. Buraidah (wafat 63 H)
128. Rabi’ah bin Ka’ab (wafat 63 H)
129. Jundub Al-Alaqi (wafat 64 H)
130. Miswar bin Makhramah (wafat 64 H)
131. Tsabit bin Dlahhak (wafat 64 H)
132. Abdullah bin Amru bin Ash (wafat 65 H)
133. Abu Barzah (wafat 65 H)
134. Nukman bin Basyir (wafat 65 H)
135. Sulaiman bin Sharad (wafat 65 H)
136. Abdullah bin Abbas (wafat 68 H)
137. Abu Syuraih Adawi (wafat 68 H)
138. Abu Waqid Al-Laitsi (wafat 68 H)
139. Adi bin Hatim (wafat 68 H)
140. Zaid bin Arqam (wafat 68 H)
141. Zaid bin Khalid Al-Juhani (wafat 68 H)
142. Barra` bin Azib (wafat 71 H)
143. Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H)
144. Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)
145. Rafi bin Khudaij (wafat 73 H)
146. Abu Juhaifah (wafat 74 H)
147. Abu Said Al Khudri (wafat 74 H)
148. Jabir bin Samurah (wafat 74 H)
149. Malik bin Huwairits (wafat 74 H)
150. Irbadh bin Sariyah (wafat 75 H)
151. Jabir bin Abdullah Al-Anshari (wafat 78 H)
152. Abdullah bin Jakfar (wafat 80 H)
153. Umar bin Abu Salamah (wafat 83 H)
154. Amr bin Huraits (wafat 83 H)
155. Abdullah bin Abu Aufa (wafat 86 H)
156. Sahal bin Saad Saidi (wafat 91 H)
157. Said bin Yazid (wafat 91 H)
158. Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)
159. Abu Thufail (wafat 110 H)

Sahabat Perempuan (Shahabiyah) :

1. Al Khansa
2. Arwa binti Abdul Muthalib (wafat 15 H)
3. Arwa binti Kuraiz
4. Asma binti Abu Bakar (wafat 73 H)
5. Asma Binti Yazid Al-Anshariah (wafat 30 H)
6. Asma binti ‘Umais (Ummu Ubdillah)
7. Atikah binti Zaid
8. Asy Syfa binti Harits
9. Barirah maulah ‘Aisyah
10. Barkah binti Tsa’labah bin ‘Amr (Ummu ‘Aiman)
11. Fatimah binti Al Khattab
12. Fatimah binti Qais bin Khalid (wafat 50 H)
13. Gazalah Al-Haruriah (wafat 77 H)
14. Hamnah binti Jahsyi
15. Hindun binti Utbah bin Rabiah (wafat 14 H)
16. Juwairiah binti Abu Sofyan (wafat 54 H)
17. Khansa binti Amru (wafat 24 H)
18. Khairah binti Abu Hadrad Al-Aslami (Ummu Darda) (wafat 30 H)
19. Khaulah binti Azwar Al-Asadi (wafat 35 H)
20. Khawlah binti Hakim
21. Khaulah binti Tsa’labah
22. Laila Al-Gifariah (wafat 40 H)
23. Lubabah Kubra - Ummu Fadhl (wafat 30 H)
24. Malikah binti Milhan bin Khalid (Ummu Haram) (wafat 28 H)
25. Muazah binti Abdullah Al-Adawiah (wafat 83 H)
26. Nasibah binti Harits (Ummu Athiyah Al-Anshariah) (wafat 8 H)
27. Nusaibah binti Kaab (Ummu Umarah) (wafat 13 H)
28. Qatilah binti Harits bin Kaldah (wafat 20 H)
29. Rabayi` binti Mi`waz bin Harits Al-Anshariah (wafat 45 H)
30. Raihanah binti Zaid bin Amru
31. Rubai binti Ma’udz
32. Rufaidah Al-Anshariah (wafat 35 H)
33. Rumaisha binti Milhan (wafat 30 H)
34. Shafiyah binti Abdul Muththalib
35. Subaiah binti Harits
36. Sumayyah binti Khayyath
37. Syifa binti Abdullah Al-Adawiah Al-Qurasyiah (wafat 20 H)
38. Umamah Binti Abil ‘Ash
39. Ummu Halim bin Harits
40. Ummu Hani’ binti Abi Thalib
41. Ummu Kulsum binti Uqbah bin Muit (wafat 40 H)
42. Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyah
43. Ummu Qais binti Mihsan
44. Ummu Ruman binti ‘Amir
45. Ummu Sulaim binti Malhan
46. Ummu Syuraik al Quraisyiah
47. Ummu Waraqah binti Abdullah bin Harits (wafat 15 H)
48. Ummu Waraqah binti Naufal
49. Ummu Humaid
50. Zainab binti Ali bin Abu Talib (wafat 62 H)

Daftar Tabi'in :

Tabi'in Laki-laki :

1. Munzir bin Sawa at Tamimi (wafat 11 H)
2. Ka'ab al Ahbar (wafat 30 H)
3. Uwais al Qarny (wafat 37 H)
4. Muhammad bin Abu Bakar (wafat 38 H)
5. Amir bin Abdullah At Tamimi
6. Alqamah bin Qais (wafat 61 H)
7. Abu Muslim al Khaulani (wafat 62 H)
8. Masruq bin al Ajda (wafat 63 H)
9. Ar Rabi' bin Khutsaim (wafat 63 H)
10. Harim bin Hayyan
11. Ahnaf bin Qais (wafat 72 H)
12. Al Aswad bin Yazid (wafat 75 H)
13. Shilah bin Asyyam Al Adawi (wafat 76 H)
14. Syuraih al Qadhi (wafat 78 H)
15. Muhammad bin al Hanafiyah (wafat 81 H)
16. Muhammad bin Sa'ad (wafat 82 H)
17. Rafi' bin Mihram (wafat 93 H)
18. Said bin al Musayyab (wafat 94 H)
19. Abubakar bin Abdurrahman (wafat 94 H)
20. Urwah bin az Zubair (wafat 94 H)
21. Ali bin Husain (wafat 95 H)
22. Sa'id bin Jubair (wafat 95 H)
23. Ibrahim an-Nakha’iy (wafat 96 H)
24. Hasan bin Muhammad bin al Hanafiyah (wafat 96 H)
25. Abdullah bin Muhammad bin al Hanafiyah (wafat 98 H)
26. Ubaidillah bin Abdullah (wafat 98 H)
27. Kharijah bin Zaid (wafat 100 H)
28. Thawus bin Kaisan (wafat 100 H)
29. Umar bin Abdul Aziz (wafat 101 H)
30. Mujahid bin Jabir (wafat 104 H)
31. Amir bin Syurahil - Asy Sya'by (wafat 104 H)
32. Abu Abdullah Ikrimah Maula Ibnu Abbas (wafat 105 H)
33. Al-Qasim bin Muhammad (wafat 106 H)
34. Salim bin Abdullah (wafat 106 H)
35. Sulaiman bin Yasar (wafat 107 H)
36. Raja’ bin Haiwah (wafat 108 H)
37. Hasan al Bashri (wafat 110 H)
38. Muhammad bin Sirin (wafat 110 H)
39. Ali bin Abdullah (wafat 113 H)
40. Muhammad al Baqir (wafat 114 H)
41. Atha bin Abi Rabah (wafat 115 H)
42. Wahb bin Munabbih (wafat 116 H)
43. Nafi Maula Ibnu Umar (wafat 117 H)
44. Ibnu Abi Mulaikah (wafat 117 H)
45. Qatadah bin Da'amah (wafat 118 H)
46. Ibnu Katsir al Makki (wafat 120 H)
47. Ibnu Syihab az Zuhri (wafat 124 H)
48. Malik bin Dinar (wafat 126 H)
49. Abu Ishaq as Sabi’iy al Hamdaniy (wafat 129 H)
50. Abu Ja'far al Madani (wafat 130 H)
51. Ayyub as-Sikhtiyani (wafat 131 H)
52. Hammam bin Munabbih (wafat 132 H)
53. Abdul Malik bin Umair al Kuufi (wafat 136 H)
54. Rabi'ah bin Farrukh (wafat 139 H)
55. Sulaiman bin Mihran al A'masy (wafat 148 H)
56. Ja'far ash Shadiq (wafat 148 H)
57. Ibnu Juraij (wafat 150 H)
58. Abu Hanifah (wafat 150 H) Mazhab Fiqih Hanafi
59. Khalaf bin Khalifah al Kuufi al Mu’ammar (wafat 181 H)

Khalaf bin Khalifah, diriwayatkan dari dirinya sendiri bahwa beliau bertemu dengan sahabat Amr bin Huraits saat beliau berusia tujuh tahun, inilah yang membuat beberapa orang berpendapat bahwa beliaulah tabi'in yang terakhir wafat, sementara sebagian yang lain berkata tidak ada bukti bahwa beliau pernah bertemu dengan Amr bin Huraits, Wallahu a'lam bish-shawabi.

Tabi'in Perempuan (Tabi’iyat) :

1. Abdah binti Abi Syawal
2. Abdah binti Ahmad
3. Aisyah binti Sa’ad
4. Aisyah binti Thalhah
5. Amrah binti Abdurrahman
6. Ar Rabab binti Imril Qais
7. Atikah binti Yazid
8. Asma Ar Ramaliyah
9. Bardah Ash Shamiriyah
10. Fathimah An Nisaburiyah
11. Fathimah binti Abdul Malik
12. Fathimah binti Ali
13. Fathimah binti Al Muzir
14. Fathimah binti Husain
15. Ghufairah Al Abidah
16. Hafshah binti Abdurrahman
17. Hafshah binti Sirin
18. Hamidah binti Tsabit Al Bunaini
19. Hindun binti Al Muhallab
20. Jauharah Al Baratsiyah
21. Khairah Ummul Hasan Al Bashri
22. Maimunah As Sauda’
23. Maisun binti Bahdal
24. Maryam Al Ghanawiyah
25. Muadzah Al Adawiyah
26. Mudgah binti Al Harits
27. Mukhah binti Al Harits
28. Mulaikah binti Al Mukandir
29. Na’ilah binti Al Farafishah
30. Rabi’ah binti Ismail
31. Rabiah Al Adawiyah
32. Salma binti Khasafah
33. Saudah binti Imarah
34. Shafiah binti Abi Ubaid
35. Sukainah binti Al Husain
36. Sya’wanah
37. Ummu Al Ahnaf bin Qais
38. Ummu Ashim binti Ashim
39. Ummu Darda’ As Sughra
40. Ummu Harun
41. Ummu Kultsum binti Abu Bakar
42. Ummu Kultsum binti Ali
43. Ummu Muslim Al Khulaniyah
44. Ummu Mis’ar bin Kudam
45. Ummu Sinan binti Khaitsamah
46. Ummu Sufyan bin Sa’id Ats Tsauri
47. Ummul Banin binti Abdul Aziz
48. Ummul Khair binti Al Huraisy
49. Zainab binti Ali
50. Zarqa’ binti ‘Adi
51. Zubdah binti Al Harits

Daftar Tabi'ut Tabi'in :

1. Maimun bin Mihran (wafat 117 H)
2. Ashim bin Abu An Najud (wafat 120 H)
3. Muhammad bin Wasi' Al Azdi (wafat 123 H)
4. Amru bin Dinar (wafat 126 H)
5. Salamah bin Dinar (wafat 140 H)
6. Wuhaib bin Al Ward (wafat 153 H)
7. Abu Amr bin Al 'Ala (wafat 154 H)
8. Hamzah bin Habib Az Zayyat (wafat 156 H)
9. Al Auza'i (wafat 157 H)
10. Syu'bah bin Hajaj (wafat 160 H)
11. Sufyan Al Tsauri (wafat 161 H)
12. Nafi' Al Madani (wafat 169 H)
13. Al Laits bin Saad (wafat 175 H)
14. Malik bin Anas (wafat 179 H) Mazhab Fiqih Maliki
15. Al Fudhail bin Iyadh (wafat 187 H)
16. Al Kisa'i (wafat 189 H)
17. Sufyan bin 'Uyainah (wafat 193 H)
18. Hafsh bin Ghiyats (wafat 194 H)
19. Waki ibn Al Jarrah (wafat 197 H)

Daftar Atba' Tabi'it Tabi'in (Pengikut Tabi'it Tabi'in) :

1. Abdullah bin Al Mubarak (wafat 181 H)
2. Abdurrahman bin Mahdi (wafat 198 H)
3. Yahya bin Said Al Qathan (wafat 198 H)
4. Wahb bin Jarir bin Hazim (wafat 200 H)
5. Muhammad bin Idris Asy Syafi'i (wafat 204 H) Mazhab Fiqih Syafi'i
6. Muhammad Ibn Sa'ad (wafat 230 H)
7. Yahya bin Ma'in (wafat 233 H)
8. Ali bin Al Madini (wafat 234 H)
9. An Nasa'i (wafat 234 H)
10. Abu Bakar bin Abi Syaibah (wafat 235 H)
11. Ibnu Qutaibah (wafat 236 H)
12. Ibnu Rahawaih (wafat 238 H)
13. Ahmad bin Hanbal (wafat 241 H) Mazhab Fiqih Hambali
14. Al Bukhari (wafat 256 H)
15. Abu Zur'ah (wafat 264 H)
16. Muslim (wafat 271 H)
17. Ibnu Majah (wafat 273 H)
18. Abu Dawud (wafat 275 H)
19. Abu Hatim (wafat 277 H)
20. At Tirmidzi (wafat 279)
21. Ibnu Jarir ath Thabary (wafat 310 H)
22. Ibnu Khuzaimah (wafat 311 H)
23. Ath Thahawi (wafat 321 H)
24. Ibnu Hibban (wafat 342 H)
25. Al Ajurri (wafat 360 H)
26. Ath Thabarany (wafat 360 H)
27. Ad Daruquthni (wafat 385 H)
28. Al Hakim An Naisaburi (wafat 405 H)
29. Abu Abdurrahman As Sulami (wafat 412 H)
30. Al Lalika'i (wafat 416 H)
31. Al Baihaqi (wafat 458 H)
32. Al Khathib Al Baghdadi (wafat 463 H)
33. Ibnu Qudamah Al Maqdisi (wafat 620 H)
34. Ibnu Daqiq Al led (wafat 702 H)
35. Ibnu Taimiyah (wafat 728 H)
36. Al Mizzi (wafat 742 H)
37. Imam Adz Dzahabi (wafat 748 H)
38. Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah (wafat 751 H)
39. Ibnu Katsir (wafat 774 H)
40. Asy Syathibi (wafat 790 H)
41. Ibnu Rajab (wafat 795 H)
42. Dan Ulama-ulama selanjutnya sampai saat ini yang memegang teguh As Sunnah.

Nama-nama tersebut di atas adalah "Salafush Shalih", sesuai Hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam "Sebaik-baik Manusia adalah yang hidup pada masaku, masa berikutnya dan kemudian masa berikutnya".

Jumlah tersebut di atas hanya sebagian kecil dari jumlah Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in yang mencapai ribuan orang karena luasnya daerah sebaran mereka selama hidup.

Mereka adalah "Al Jama'ah" yaitu orang-orang yang bersatu di atas kebenaran. Sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, "Al Jama’ah adalah segala yang sesuai dengan Al Haq (kebenaran) walaupun engkau seorang diri".

Mereka memegang teguh "As Sunnah" yaitu jalan/ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabatnya, berupa keyakinan, perkataan dan perbuatan.

Kehidupannya harus menjadi contoh/tuntunan/hujjah untuk kita sekarang sebagai manusia generasi berikutnya sampai akhir zaman. Menjadi "Atba' Salafush Shalih" (Pengikut pendahulu yang baik) adalah wajib bagi kita umat Muslim sebagai tuntunan hidup.

Referensi dari :
https://id.wikipedia.org
https://almanhaj.or.id/
https://rumaysho.com/
https://muslim.or.id/
https://ahlulhadist.wordpress.com/
https://bersamadakwah.net/

https://tafsirweb.com/
dan sumber-sumber referensi lainnya.

Salam untuk semua dari saya.

---