Kamis, 13 Juni 2013
Senin, 11 Maret 2013
Muhammad
Sebagian besar manusia di dunia ini baik muslim maupun non-muslim mengenal siapa manusia yang bernama Muhammad Bin Abdullah, Ia adalah perwujudan ideal-nya seorang manusia.
Terlahir di tanah Arab, keturunan orang baik/terhormat, menjadi yatim-piatu saat masih kecil, sudah menunjukan sifat terpuji saat usia muda dengan gelar "Al-Amiin / Orang yang dapat dipercaya" dan "As-Saadiq / Yang Benar".
Dialah manusia mulia yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan Rasul untuk seluruh umat manusia di dunia ini, berbeda dengan Nabi-Nabi terdahulu yang hanya diutus untuk suatu kaum saja.
Firman Allah dalam Al-Qur'an :
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Al-Anbiyaa : 107)
Kenapa Muhammad atau nama lainnya yaitu Ahmad, di sebut sebagai perwujudan ideal-nya seorang manusia karena selalu di jaga oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari kekurangan dan kesalahan dalam kehidupannya di dunia ini agar menjadi contoh dan tauladan bagi umat manusia. Teguran/peringatan atas kesalahan dan kekurangan Muhammad dari Allah dapat dibaca pada Link berikut (Klik disini).
Kamis, 27 Desember 2012
Rabi'ah Al-Adawiyah
Sebagai panutan wanita muslimah !
Ia mencintai Allah dengan hati dan raganya, ia serahkan dirinya seutuhnya untuk beribadah kepada Allah.
Rabi’ah Al-Adawiyah lahir di Basrah pada tahun 95 H (714 M) dan meninggal pada tahun 185 H (796 M). Ia terlahir dari keluarga yang saleh dan zuhud.
Kematian ayahnya, bencana kemarau panjang, terpisah dari saudara-saudaranya dan dijadikan budak adalah cobaan dan ujian dalam hidupnya.
Kesengsaraan, kepedihan dan buruknya kehidupan yang dialaminya tidak membuat ia menjadi kufur. Ia menjadikan semuanya sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah.
Ia membersihkan seluruh jiwanya dan ridha terhadap apa yang ia alami dengan segala suka dukanya akhirnya membuat antara kepedihan dan kebahagiaan dimata Rabi’ah tak ada beda. Yang terpenting baginya adalah cinta dan ridha dari Allah itu sendiri.
Rabi’ah Al-Adawiyah senantiasa menetralisir seluruh luka-luka dunia dan kepedihan dirinya dengan berdzikir. Di malam hari, ketika hampir semua manusia terlelap tidur, maka Rabi’ah al Adawiyah terjaga. Bagi Rabi’ah inilah saat-saat yang terindah untuk beribadah kepada Allah.
Banyak lantunan-lantunan syair yang syahdu dari Rabi’ah Al-Adawiyah kepada Allah yang mungkin melampaui batas perasaan, sensitifitas rohani. Bagi Rabi’ah, lapar dan dahaga itu adalah kepada Allah itu sendiri.