KEBIJAKAN PRIVASI DISCLAIMER





Selamat datang di syam-santos.blogspot.com semoga yang tertulis di blog ini dapat berguna dan bermanfaat, salam dan sukses selalu.

Jumat, 02 September 2022

Asmaul Husna

(Nama-nama Allah yang maha indah)

Kaligrafi Asmaul Husna
 
Allah   1 Ar Rahman   2 Ar Rahiim   3 Al Malik   4 Al Quddus   5 As Salaam   6  Al Mu'min   7 Al Muhaimin   8 Al Aziiz   9 Al Jabbaar   10 Al Mutakabbir   11 Al Khaaliq   12 Al Baari'   13 Al Mushawwir   14 Al Ghaffaar   15 Al Qahhaar   16 Al Wahhaab   17 Ar Razzaaq   18 Al Fattaah   19 Al Aliim  

Senin, 11 Maret 2013

Muhammad

Sebagian besar manusia di dunia ini baik muslim maupun non-muslim mengenal siapa manusia yang bernama Muhammad Bin Abdullah, Ia adalah perwujudan ideal-nya seorang manusia. 

Terlahir di tanah Arab, keturunan orang baik/terhormat, menjadi yatim-piatu saat masih kecil, sudah menunjukan sifat terpuji saat usia muda dengan gelar "Al-Amiin / Orang yang dapat dipercaya" dan "As-Saadiq / Yang Benar". 

Dialah manusia mulia yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan Rasul untuk seluruh umat manusia di dunia ini, berbeda dengan Nabi-Nabi terdahulu yang hanya diutus untuk suatu kaum saja. 

Firman Allah dalam Al-Qur'an : 

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Al-Anbiyaa : 107) 

Kenapa Muhammad atau nama lainnya yaitu Ahmad, di sebut sebagai perwujudan ideal-nya seorang manusia karena selalu di jaga oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari kekurangan dan kesalahan dalam kehidupannya di dunia ini agar menjadi contoh dan tauladan bagi umat manusia. Teguran/peringatan atas kesalahan dan kekurangan Muhammad dari Allah dapat dibaca pada Link berikut (Klik disini). 

Kamis, 27 Desember 2012

Rabi'ah Al-Adawiyah

Sebagai panutan wanita muslimah !

Rabi'ah Al-Adawiyah adalah salah satu bunga dalam Islam yang semerbak harumnya.

Ia mencintai Allah dengan hati dan raganya, ia serahkan dirinya seutuhnya untuk beribadah kepada Allah. 

Rabi’ah Al-Adawiyah lahir di Basrah pada tahun 95 H (714 M) dan meninggal pada tahun 185 H (796 M). Ia terlahir dari keluarga yang saleh dan zuhud. 

Kematian ayahnya, bencana kemarau panjang, terpisah dari saudara-saudaranya dan dijadikan budak adalah cobaan dan ujian dalam hidupnya. 

Kesengsaraan, kepedihan dan buruknya kehidupan yang dialaminya tidak membuat ia menjadi kufur. Ia menjadikan semuanya sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah. 


Ia membersihkan seluruh jiwanya dan ridha terhadap apa yang ia alami dengan segala suka dukanya akhirnya membuat antara kepedihan dan kebahagiaan dimata Rabi’ah tak ada beda. Yang terpenting baginya adalah cinta dan ridha dari Allah itu sendiri. 

Rabi’ah Al-Adawiyah senantiasa menetralisir seluruh luka-luka dunia dan kepedihan dirinya dengan berdzikir. Di malam hari, ketika hampir semua manusia terlelap tidur, maka Rabi’ah al Adawiyah terjaga. Bagi Rabi’ah inilah saat-saat yang terindah untuk beribadah kepada Allah. 

Banyak lantunan-lantunan syair yang syahdu dari Rabi’ah Al-Adawiyah kepada Allah yang mungkin melampaui batas perasaan, sensitifitas rohani. Bagi Rabi’ah, lapar dan dahaga itu adalah kepada Allah itu sendiri. 

Selasa, 06 November 2012

Anak Dan Ayah-Ibu

Pernahkah kita mengalami peristiwa seperti pada photo ini, mungkin pernah tapi sudah tidak ingat lagi, karena saat itu kita masih kecil. 

Akankah dan pernahkah kita membalasnya ? 

Biarlah saya basah, asalkan anakku kering ;
Biarlah saya dingin, asalkan anakku hangat ; 
Biarlah saya sakit, asalkan anakku sehat. 

Begitu sayangnya dan cintanya... Kasih sayangnya, sampai saat ini pun masih terasa. 


Selama 9 bulan dikandung di dalam rahim ibu, dibawanya kemana saja beliau pergi. Tak peduli begitu sakit dan lelahnya dia mengandung, itulah salah satu bukti betapa besarnya kasih sayang ibu untuk anaknya. Kasih sayang yang melebihi kasih sayang kepada dirinya sendiri. 

Sampai akhirnya tiba saat kelahiran buah hatinya, ia rela mempertaruhkan nyawanya demi anaknya agar dapat lahir selamat di dunia yang fana ini. 

Rasa sakit yang ia rasakan saat melahirkan, terbayarkan saat melihat anaknya lahir dengan selamat. Ibu selalu menjaga dari segala apa yang dapat menyakiti anaknya, seakan tak rela hewan sekecil apapun melukai tubuh kecil buah hatinya yang belum berdaya. Dia juga senantiasa menjaga kesehatan anaknya, dengan menyusui, menggendong, memandikan, diberinya pakaian yang pantas untuk anaknya agar senantiasa dalam keadaan yang bersih.